Ada apa di Thailand Selatan? Oleh Asmah Salaema Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMA Malang

Asmah Salaemah Mahasiswi FKIP UNISMA Malang asal Thailand

Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia yang dikenal dengan banyak temple (candi) sebagai lambang Negaranya. Penduduknya banyak yang beragama Budha. Selain itu, Tom Yam, adalah makanan khas yang populer bagi yang mengunjungi Negara ini. Thailand sendiri memiliki budaya yang beranekaragam. Thailand dibagi mengikuti system administrasi propinsi yang terdiri dari Thailand Utara, Thailand Timur Laut, Thailand Tengah, dan Thailand Selatan.


Budaya di Thailand dipengaruhi oleh India, China, budaya Khmer, serta spiritualisme, Budha dan Hindu. Empat provinsi di Thailand memiliki budaya, adat istiadat dan bahasa yang berbeda . Bahasa Thai Tengah sebagai bahasa resmi bagi orang Thailand. Namun, dalam percakapan sehari –hari mereka menutur bahasa daerah mereka sendiri. Lagi pula setiap bagian ada ritual tersendiri.

Apabila ingin bercerita tentang budaya di Thailand tidak cukup dengan satu hari namun disini saya ingin berkongsi suatu fakta menarik yang mungkin belum diketauhi oleh banyak orang. Sebagai orang Thailand selatan yang sedang studi di UNISMA Malang, banyak yang mengatakan saya sama sekali tidak kelihatan bahwa sebenarnya saya orang Thai, baik dari pakaian saya maupun bahasa saya, Mengapa begitu? Ya, karena budaya di Thailand selatan banyak yang mirip dengan di Indonesia. Di Thailand khususnya 5 provinsi yang terdiri dari Satul, Songkhla, Narathiwat, Yala, dan Patani, sehingga sebagian kecil dikenal “Patani”. Patani memiliki bahasa dan budaya tersendiri. Di sana terdapat penduduk etnis Melayu-Muslim, karena mayoritas penduduk di Patani beragama Islam. Bahasa Melayu tempatan sebagai bahasa Daerah, yang memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Namun, ada sedikit perbedaan, sama ada bunyi akhirannya diganti seperti, Makan dirubah jadi “ma ke”, jangan dirubah jadi “jange” dan ada juga juga dihilangkan suku kata awalan dan dihilangkan per- jadi “gi” dari kata pergi, selain itu ada juga yang mengubahkan bunyi ditengah misalnya, manja jadi “ma nyo” dan panjang jadi “pa nye”.sehingga boleh dikatakan sebagian besar dari budaya di sini dipengaruhi oleh Negara sebelah terdekat, yaitu Malaysia. Selain itu, di patani juga menggunakan tulisan Jawi sebagaimana yang ada di buku-buku bahasa Melayu Tulisan Jawi yang sekarang masih diajarkan di TADIKA dan Kitab-Kitab yang ditulis oleh Alim Ulamaa’ di sini.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Kedudukan orang di sini sederhana, mayoritas dari mereka berkarir petani dan pedagang. Fitur geografis di Thailand selatan cukup subur dan masih alami, diliputi oleh gunung, pepohonan, dan sawah. Adapun pendidikan di sini dimulai dari tingkat TK, sekolah dasar, Sekolah menengah pertama, sekolah mengengah akhir dan universitas. Lembaga pendidikan terdapat yang negeri dan swasta. Lembaga pendidikan swasta menerapkan kurikulum Akademik yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan dan disertai kurikulum mata pelajaran yang berkaitan dengan ilmu agama Islam, fardhu ain (Fiqh, Tauhid, Hadis) dan tambahan (nahu sorof bahasa Arab bahasa Melayu dan sebagainya). Selain itu, di sini ada pendidikan non-formal yang dikenal “TADIKA” disingkat dari taman didikan kanak kanak, sebagai tempat mendidik mereka supaya menjadi generasi penerus yang berintelektual dan bermoral tinggi. Disini juga, kanak-kanak mendapat pengetahuan asas sebelum mereka menempuh jenjang SMP karena TADIKA cuman ada pada tingkat SD sehingga sebagian besar dari mereka mengerti bacaan bahasa Arab, Melayu dari TADIKA, mereka terbiasa dengan bahasa Melayu tulisan Rumi(menggunakan abjad inggris) dan Melayu tulisan Jawi(menggunakan abjad bahasa Arab tetapi beberapa ada abjad tambahan untuk menyesuaikan dengan bahasa Melayu).

Kebiasaan penduduk di Thailand selatan dipengaruhi oleh Arab, India, bersama dengan tetangga budaya pra sejarah Asia tenggara, Nama-nama orang di sini mayoritas berbahasa Arab. Adapun tradisi เดินแห่ขันหมาก “He khan mak” dalam pernikahan orang Muslim di Thailand yaitu hari pernikahan dari pengantin peria menuju ke rumah pengantini wanita disertai prosesi seremonial adalah tradisi yang diterima dari Hindu. Selain itu, ada juga tradisi menabur beras kuning di depan rumah setelah acara pernikahan juga dari Hindu, begitu berbagai budaya digabungkan sehingga itulah yang menjadi pesona budaya Tradisional Melayu Muslim di Thailand selatan.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

  • Penulis Asmah Salaema adalah Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMA Malang asal Thailand
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.