Belajar Merawat Destinasi Gaya Turki oleh Dr. Hj. Ana Rokhmatussa’diyah, SH., MH Dosen Fakultas Hukum UNISMA Malang

Dengan beberapa kawan, saya mengunjungi Turki. Negara yang satu ini (diantara banyak negara lain) menarik minat Saya karena banyak cerita bersejarah. Sampai ada yang bilang “silahkan kunjungi belahan dunia manapun, tapi jika belum mengunjungi Turki, hidup berwisata terasa hampa”.

Betul dari kawan yang bilang tadi, bahwa Turki harus diagendakan dalam hidup ini jika beminat dalam kancah wisata dunia. Begitu saya mengunjungi turki dan kawan-kawan, kami dibuat terpesona oleh sejumlah destinasinya. Luar biasa negara ini.

Menikmati destinasi di Turki sambil berjalan kaki di sejumlah area, tidak membuat fisik sangat  penat, dan bahkan terasa lebih menghibur dan menyenangkan, sehingga dapat memberi kesan yang dalam, bahwa di Turki, ada banyak ragam kenangan yang tidak terlupakan, ada pesan tersirat yang butuh disampaikan ke penjuru dunia.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Kita tahu, bahwa Turki terletak persis di antara benua Asia dan Eropa. Turki adalah sebuah negara istimewa yang tersohor akan kekayaan sejarah dan budaya, serta keunikan (keragaman) alamnya.

Sumberdaya pariwisata atau ragam “kekayaan” Turki pun ditahbiskan dunia dengan adanya 11 situs UNESCO World Heritage yang tersebar di seluruh penjuru negara. Pernyataan dunia tentang destinasi Turki yang istimewa tidak mengada-ada, karean destinasinya memang layak dikunjungi oleh Wisatawan mancanegara (Wisman) dan menjadi bagian dari kekayaan dunia yang patut diapresiasi oleh bangsa manapun di muka bumi.

Sebagai salah satu contoh. Para penikmat travelling tentu tidak melewatkan salah satu kunjungannya ke kota Anatolia.  Anatolia dikenal sebagai kota yang terletak di selatan Turki dengan panorama laut Mediterania yang cantik. Panorama laut ini sangat mengesankan dan membuat betah para travellers yang senang berlama-lama menikmati laut.

Kota kecil itu sangat cocok dijadikan tempat peristirahatan karena suasananya yang tenang. Secara garis besar, kota ini terbagi menjadi dua bagian: kota tua dan kota baru. Bangunan di kota tua ini bercorak Ottoman, dinding bercat putih dengan kerangka kayu berwarna coklat. Sedangkan di kota baru bangunannya bergaya modern. Salah satu landmark paling terkenal di kota tua Anatolia adalah Hadrian’s Gate. Gerbang ini dibangun untuk menghormati Kaisar Rowami, Hadrian, berkunjung ke Anatolia pada saat itu.

Peninggalan Kekaisaran Romawi sangat terasa di kota ini, seperti Amphiteater Aspendos yang dibangun menyerupai Colosseum di Roma, Italia. Hal ini mengisyaratkan ciri khas ampiteater bergaya Romawi adalah bangunannya yang tertutup sehingga pandangan penonton fokus ke arena pertunjukan. Sampai sekarang, Amphiteater berusia dua ribu tahun ini masih aktif digunakan sebagai arena pertunjukan Aspendos International Opera and Ballet Festival.

Puluhan destinasi lain sangat banyak dan beragam di Turki. Negara dengan bangunan artistik ini  memang sengaja membentuk dirinya supaya bukan hanya menjadi kebesaran kekayaan lokal dan nasional, tetapi bisa menjadi kekayaan antar bangsa (dunia).

Itu tidak lepas dari kuatnya atau seriusnya pemerintah memperhatikan kekayaan bersejarah, yang perhatiannya ini ditunjukkan dengan keseriusan pula. Terhadap sumberdaya pariwisata global ini, pemerintah menunjukkan pada dunia, bahwa kekayaan sejarah tidak akan sia-sia jika dirawat dengan sebaik-baiknya.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Kerja keras pemerintah (negara) Turki dalam merawat destinasi yang dimilikinya, betul-betul membuahkan hasil. Setiap pihak yang mengunjungi destinasinya dibuat puas, yang seolah-olah dirinya telah dimanjakan atau diberi kepuasan psikologis oleh negara dan rakyat Turki.

Selain itu, pemeritah dan masyarakat Turki gencar mempublikasikan pada masyarakat dunia tentang segala bentuk keindahan destinasinya dan manajemen perawatannya. Wisatawan internasional yang mengunjungi Turki disambutnya dengan baik dan ditunjukkan tentang sejarah dan perkembangan destinasinya.

Tentu saja Langkah pemerintah Turki tersebut layak dijadikan obyek pembelajaran oleh pemerintahan Indonesia dalam menata atau mengelola destinasi yang dimilikinya. Negara Indonesia ini kaya dengan sumberdaya pariwisata yang tidak akan kalah indahnya dibandingkan dengan negara manapun, termasuk Turki, tapi salah satu kelemahan yang menonjol adalah masih kurang seriusnya merawat segala destinasinya.

Kita (bangsa Indonesia) akan bisa menjadi maju atau lebih baik dibandingkan dengan sekarang dalam “menjual” obyek wisatanya, jika pihak-pihak yang mendapatkan kepercayaan, khususnya pemerintahan lokal gencar atau serius memperhatikan berbagai aspek kelemahan seperti pembangunan infrastruktur yang digunakan untuk mempermudah akses wisatawan yang akan mencari dan mengunjungi destinasi.

Publikasi obyek wisata (destinasi) sudah mulai gencar dilakukan oleh pemerintah karena dukungan perkembangan teknologi informasi, namun sekali lagi, dukungan pembangunan secara riil untuk memperoleh akses ke lokasinya, masih belum tergarap dengan maksimal.

  • Penulis Dr. Hj. Ana Rokhmatussa’diyah, SH., MH adalah Doktor Ilmu Hukum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (UNISMA), Penulis sejumlah Buku, Ketua Pokja 1 TP PKK Kota Malang, Owner PT. Basmallah Utama Tour.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.