Studi di Taiwan, Siapa Takut? Oleh dr. Hj. Erna Sulistyowati, M.Kes., Ph.D Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran UNISMA Malang

Belajar ke luar negeri adalah suatu keniscayaan bagi anak bangsa yang ingin keluar dari zona nyaman (comfort zone). Namun dibalik itu semua, prestasi demi prestasi akan bisa diraih bila kita serius berikhtiyar mencapai cita-cita.  Apalah saya yang mencoba peruntungan mengikuti kompetisi meraih beasiswa S3 luar negeri yang diadakan oleh pemerintah Indonesia (BPPLN DIKTI). Tiga kali diwawancara baru diterima, 3 batch interview saya jalani dalam setahun! Dan batch yang nyaris terakhir saya lolos wawancara. Alhamdulillah.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Bukannya saya tidak mampu meraih beasiswa dari luar negeri, namun kebanggaan menjadi anak bangsa yang studi dibiayai oleh pemerintahnya sendiri adalah asa yang ingin saya capai. Menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu membiayai bangsa sendiri untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Selain itu, kepercayaan diri juga meningkat manakala kita belajar membawa nama baik bangsa. Tidak berhutang balas budi pada negara lain. Tahun 2014 saya diterima di tiga perguruan tinggi di Taiwan melalui letter of acceptance (LoA) yang ditujukan kepada saya: National Pingtung University of Science and Technology (NPUST), National Sun-Yat Sen University (NSYSU) plus beasiswanya dan Kaohsiung Medical University (KMU). Namun pilihan hati jatuh pada KMU karena saya seorang dokter. Linearitas penting untuk jenjang karir dosen.

Tiba saatnya di independent day of Taiwan ROC, 10 Oktober 2014, saya bertekad berangkat membawa ketiga anak saya ke Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan. Oh ya, saya bisa membawa serta anak-anak karena suami saya setahun lebih dulu berangkat studi di sana. Dan mereka berangkat melalui visa suami saya yang telah tinggal setahun disana. Alhamdulillah

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Dari sejak pertama menginjak tanah Kaohsiung, kebingungan demi kebingungan selalui kami hadapi karena perbedaan segalanya. Culture shock! Iya, kami mengalaminya. Gangguan psikosomatis! Tentu, hampir setiap hari kami rasakan.  Tapi kami tetap satu tujuan, LULUS KULIAH S3! Beruntungnya saya dipertemukan dengan 2 profesor pembimbing (adviser): Prof Ying-Fu Chen, seorang dokter ahli bedah thorak dan kardiovaskuler dan Prof Jwu-Lai Yeh, seorang ahli farmasi. Keduanya bagaikan malaikat yang sangat baik hati dan pengertian dengan saya dengan segala keterbatasan ilmu dan aspek finansial yang saya miliki. Tahun pertama studi S3 berorientasi menyelesaikan mata kuliah dan tugas-tugas dosen. Oh ya, di Taiwan menganut pendidikan klasikal, dimana kita tetap masuk kelas dan menempuh sejumlah mata kuliah sebagai syarat lulus. Misunderstanding! Iya, selalu ada kesalahpahaman instruksi dosen dan pegawai kampus dengan mahasiswa Internasional. Maklum karena kita berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang bukan bahasa nasional baik untuk mereka ataupun kami. Lama kelamaan kami memahami apa maksud mereka dengan English pronounciation yang khas. Tahun kedua, saya fokus pada penelitian yang menggunakan hewan coba. Lagi-lagi, saya mengalami kesulitan karena biasa pegang pasien orang dan sekarang pegang hewan coba. Beruntung saya didampingi asisten laboratorium yang sabar dan telaten mengajari saya melakukan penelitian laboratorium biomedik. Alhamdulillah

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Tahun ketiga adalah tahun publikasi. Fear (takut) adalah perasaan yang pertama saya rasakan untuk mencoba menulis artikel jurnal dan men-submit hasil penelitian kami. Syarat lulus mengharuskan untuk publikasi di dua jurnal internasional ber-impact factor (IF) lebih dari 2 atau satu jurnal dengan IF lebih dari 5 dan satu jurnal berindeks science citation index (SCI). Bukan syarat yang ringan tentunya, beberapa pertimbangan seperti ketepatan memilih jurnal sesuai topik penelitian, artikel yang ditulis bagus, manajemen jurnal yang cepat merespon author dan biaya publikasi yang affordable harus dipikirkan dengan baik. Dan Alhamdulillah, adviser menjamin seluruh biaya penelitian dan publikasi anak-anak bimbing beliau. Satu hal yang didambakan mahasiswa yang menempuh studi S3, dukungan finansial dari pembimbing. September 2017 saya berhasil melakukan publikasi pertama pada jurnal dengan IF 5,068. Tahun selanjutnya, fokus untuk publikasi kedua sambil menulis beberapa artikel jurnal penelitian. Tahun 2018 di hari yang sama di bulan Agustus, 2 artikel saya diterima di jurnal internasional dengan IF 3 dan 8. Sungguh luar biasa, di luar dugaan saya ketagihan publikasi. Namun, saatnya untuk kembali ke tanah air karena 4 tahun sudah saya menjalani studi di KMU. Anak-anak kami pun sudah jenuh ingin kembali ke Indonesia. Pada 22 Oktober 2018 adalah hari ujian disertasi. Tanpa selebrasi, suguhan hanya secangkir kopi dan 2 potong roti, 5 profesor penguji yang sangat humble menguji disertasi saya. Alhamdulillah, hari itu pula saya berhak mendapat gelar PhD dan saatnya kembali ke Fakultas Kedokteran UNISMA Malang. Studi di Taiwan memang tidak mudah, dengan tekad ikhtiyar dan tawakkal, serta optimis berhasil siapa saja bisa melakukannya. InsyaALLAH.

  • Comfort zone is a situation in which you feel comfortable and in which your ability and determination are not being tested (https://dictionary.cambridge.org).
  • Culture shock means a feeling of confusion felt by someone visiting a country or place that they do not know (https://dictionary.cambridge.org).
  • Gangguan psikosomatis adalah istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menggambarkan penyakit fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor mental, seperti stres dan kecemasan. Psikosomatis terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma) https://hellosehat.com.
  • Thorax adalah bagian tubuh hewan yang terletak antara kepala dan abdomen https://id.wikipedia.org/wiki/Toraks.
  • Penulis dr. Hj. Erna Sulistyowati, M.Kes., Ph.D adalah Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA).
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.