Belajar Bahasa Arab di Negeri Sudan oleh Muhammad Afifullah, B.Sh., M.Ed., Ph.D Dosen Fakultas Agama Islam UNISMA Malang
Belajar bahasa Arab merupakan kebutuhan mendasar, khususnya bagi kaum santri, pelajar dan juga mahasiswa muslim yang ingin mempelajari lebih dalam tentang ilmu-ilmu keislaman. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar sumber-sumber keilmuan Islam memang berasal dari bahasa Arab, bahkan al-Quran sendiri sebagai kitab induk keilmuan juga turun dalam bahasa Arab, sebagaimana kitab-kitab lainnya, seperti: Hadist, Fiqh, Aqidah, dan Nahwu.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
di Indonesia, materi-materi pelajaran berbahasa Arab, umumnya diajarkan secara formal di Pesantren, Madrasah maupun Perguruan Tinggi Islam dengan menggunakan metode terjemah, di mana materi pelajaran yang disampaikan tidak dibacakan dan dijelaskan secara langsung menggunakan bahasa Arab, akan tetapi harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia atau Jawa.
Model pembelajaran seperti ini, menurut sebagian ahli bahasa sebenarnya kurang mendukung proses pembelajaran bahasa Arab secara komprehensip, karena siswa hanya akan memiliki satu atau dua kemahiran berbahasa saja dari empat kemahiran berbahasa yang seharusnya dapat mereka kuasai, yaitu: membaca, mendengar, menulis dan berbicara. Dengan metode terjemah siswa hanya dominan menguasai kemahiran membaca dan mendengar saja, sementara kemahiran menulis dan berbicara mereka pasif.
Negara Sudan sebagai salah satu negara Arab yang terletak di benua Afrika, telah sejak lama menjadi negara tujuan bagi para pelajar dari negara-negara asal: Afrika, Asia, Eropa bahkan Timur-Tengah yang ingin menuntut ilmu-ilmu keislaman, termasuk bahasa Arab. Adapun pelajar Indonesia ditenggarai sudah ada di Sudan sejak tahun 70-an.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Banyaknya pelajar asing yang belajar bahasa Arab di Sudan, antara lain didorong oleh beberapa faktor berikut: banyaknya perguruan tinggi yang membuka jurusan bahasa Arab, bahasa pengantar dalam proses pembelajaran menggunakan bahasa Arab fusha dan juga masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahasa Arab fusha, baik dikalangan pejabat pemerintah maupun rakyat biasa yang tinggal di pedesaan atau bekerja di sektor-sektor non formal.
Pada saat ini, terdapat ± 1,000 mahasiswa Indonesia di Sudan, dimana sebagian besar dari mereka belajar di International University of Africa (IUA) bersama dengan mahasiswa-mahasiswa lain dari ± 68 negara. Umumnya mereka belajar pada jurusan-jurusan keagamaan, seperti: Syariah, Dirosat Islamiyah, Tarbiyah, dan Adab.
IUA menjadi kampus favorit bagi para pelajar asing di Sudan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain: gedung asrama, perkantoran dan perkuliahan yang cukup representatif, didukung dengan beberapa fasilitas penunjang lainnya, seperti: kantin, taman, masjid, lapangan olah raga, dan klinik kesehatan. Selain itu, mahasiswa dan dosen yang datang dari berbagai negara tersebut juga diharuskan menggunakan bahasa Arab fusha dalam proses pembelajaran.
Secara khusus, terkait dengan pengembangan bahasa Arab di IUA, keunggulan lain yang dimilki oleh kampus tersebut adalah keharusan mahasiswa untuk tinggal di asrama bersama dengan mahasiswa dari negara lain, di mana rata-rata per kamar diisi oleh 5-8 mahasiswa. Hal tersebut dimaksudkan agar diantara mereka dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab. Kemudian bagi mahasiswa baru yang belum mahir berbahasa Arab, juga diharuskan belajar terlebih dahulu di sekolah persiapan bahasa Mahad al-Lughah al-Arabiyyah selama satu tahun.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Selain beberapa keunggulan di atas, lingkungan masyarakat di sekitar kampus juga sangat mendukung proses pembelajaran bahasa Arab, karena mereka pada umumnya sudah terbiasa dan dapat memahami dengan baik bahasa Arab fusha, baik ketika berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah dewasa maupun masih anak-anak atau ketika berada di tempat-tempat umum, seperti: pasar, super market, terminal dan perkantoran.
Tak hanya itu, para mahasiswa semester akhir juga diharuskan mengikuti qafilah atau kuliah kerja nyata, dimana mereka akan disebar ke berbagai daerah untuk dilatih menyampaikan materi-materi berbahasa Arab kepada masyarakat Sudan.
Semoga artikel ini menginspirasi kita semua, baik Dosen maupun Mahasiswa mengenai pentingnya lingkungan bahasa yang harus kita desain sedemikian rupa, agar proses pembelajaran bahasa dapat berjalan dengan maksimal.
- Penulis Muhammad Afifullah, B.Sh., M.Ed., Ph.D Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (UNISMA)
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
- Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
- Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
- Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.