Transfer Kredit Taiwan

Tugas Penting Kantor Urusan Internasional

Biro Kantor Urusan Internasional UNISMA Malang merupakan salah satu unit atau lembaga yang bergerak di bidang internasionalisasi dan globalisasi. Aktif memberdayakan dan berpartisipasi dalam berbagai komunitas dan kegiatan di seluruh dunia.

UNISMA Malang mendirikan Kantor Urusan Internasional (KUI) atau biasa disebut Office of International Affairs (OIA) dikoordinir oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama UNISMA Malang.


Beberapa tugas pokok KUI UNISMA Malang adalah:
Support Services, International Development Programs, International Collaboration, dan Global Outreach and Promotion.


KUI memiliki peran sebagai berikut:
(1) Memberikan pelayanan penunjang yang berkaitan dengan urusan internasional kepada civitas akademika UNISMA Malang secara tanggap, terarah, santun dan santun, berbasis teknologi informasi dan berlandaskan Ahlussunnah Wal Jamaah Islam, (2) mendukung penyelenggaraan dan pengembangan internasional yang berkualitas program dan berbasis Ahlussunnah Wal Jamaah Islam untuk bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk kemaslahatan ummat Mendukung UNISMA Malang menjadi universitas yang berkualitas internasional, (3) Melakukan, melaksanakan, memantau dan mempromosikan kegiatan penelitian Mengevaluasi dengan baik -mengelola kerjasama luar negeri dalam mendukung penguatan kemampuan kelembagaan UNISMA Malang untuk mewujudkan pendidikan dan pembelajaran berkualitas yang handal, unggul, internasional dan berbasis Islam di Ahlusunnah Wal Jamaah. UNISMA Malang menjangkau dunia global (global reach) untuk menyebarkan akses pendidikan dan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Visi Misi Kantor Urusan Internasional UNISMA Malang


Salah satu visi dan misi Kantor Urusan Internasional adalah menjadikan Universitas Islam Malang sebagai universitas kelas dunia dan berdaya saing tinggi. Seperti semboyan UNISMA Malang, “Dari NU untuk Indonesia dan Peradaban Dunia”.

Silahkan Kunjungi Penerimaan Mahasiswa Baru: PMB UNISMA

Uzbekistan, Negeri Empat Musim dengan Cuaca Ekstrem oleh Prayitno Tri Laksono Dosen FKIP UNISMA Malang dan Pengajar BIPA PPSDK di Uzbekistan

Uzbekistan adalah salah satu negara di dunia khususnya di wilayah Asia Tengah yang memiliki empat musim.

Tidak banyak informasi tentang negara ini di dunia maya, termasuk informasi tentang musim yang ada di sana. Mungkin karena terlalu tertutupnya di masa lalu, banyak orang asing yang sulit dan tidak mudah untuk masuk ke negara ini walaupun hanya untuk tujuan berwisata. Layaknya saya, sebelum mulai bertugas di Uzbekistan dari Agustus 2017, saya pun tidak banyak tahu menahu tentang negara ini.

Ketika mendapat kabar bahwa saya harus mengemban tugas lagi dari PPSDK ke Uzbekistan di tahun 2017 lalu, saya langsung mencari tahu segala informasi tentang negara ini. Satu-satunya informasi yang paling sering dibahas di dunia maya tentang Uzbekistan adalah keberadaan kompleks makam Imam Al-Bukhari di Kota Samarkand, 4 jam dari Ibu Kota Tashkent. Selain itu, tidak banyak yang diinformasikan oleh masyarakat di dunia maya. Termasuk informasi mengenai musim dan cuaca di Uzbekistan, saya berpikir negara ini akan sama dengan negara-negara di Timur Tengah lainnya, hanya ada musim panas dan gersang.

Sebelum saya mendalami informasi lebih lanjut mengenai musim di sini, saya masih merasa bingung dengan wilayah teritorial Uzbekistan.

Banyak yang bilang bahwa Uzbekistan adalah bagian dari wilayah Eropa Timur, tetapi juga tidak sedikit orang yang bilang bahwa negara ini adalah wilayah dari Asia Tengah. Saya bisa meyakinkan diri bahwa Uzbekisan adalah bagian dari wilayah Asia Tengah, setelah saya datang di sini dan bertanya langsung kepada penduduk asli. Jadi, sebelum dan saat akan saya berangkat ke Uzbekistan, saya masih ragu tentang wilayah teritorial negara ini ada di mana.

Karena saya bertugas selama satu tahun di Uzbekistan, saya harus meyiapkan informasi banyak mengenai musim dan cuaca di sini. Ternyata, Uzbekistan memiliki empat musim berbeda seperti di Jepang dan Korea. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman saya tinggal selama setahun di sini, saya bisa menyimpulkan cuaca di Uzbekistan dibagi menjadi dua saja, yaitu 7 bulan bercuaca dingin dan 5 bulan bercuaca sedang hingga sangat panas.

Pertama kali datang ke Uzbekistan saya langsung disambut dengan cuaca panas karena masih masuk di akhir musim panas dan awal musim gugur. Suhu saat itu bisa mencapai 35—38°C. Musim panas berakhir di akhir September dengan ditandai dengan suhu saat itu langsung turun drastis sekitar 10—15°C. Padahal, sehari sebelumnya suhu masih di atas 25–30°C. Hal ini yang membuat ketahanan tubuh saya juga langsung mengalami gangguan alias sakit.

Awal gugur pun, suhu di Uzbekistan masih belum stabil. Dalam satu hari bisa terjadi cuaca dingin sekali saat pagi hari, kemudian meloncak panas di siang hari, dan turun hujan deras di sore hingga malam hari. Suhu rerata selama musim gugur dari September hingga Desember awal adalah 9–13°C saja. Bagi orang Indonesia seperti saya yang terbiasa dengan iklim tropis, hal ini menyebabkan ketidaknyamanan dan mudah sakit karena tubuh harus beradaptasi dengan cuaca yang ekstrem.

Sempat, dua bulan pertama saat memasuki cuaca dingin, saya mengalami alergi kulit yang parah dan berlangsung selama 3 bulan.

Hampir di seluruh badan terdapat bintik merah dan gatal sekali hingga pada akhirnya harus diobati dengan cara injeksi selama 10 hari di klinik kampus. Pengalaman ini luar biasa berkesan sekaligus sempat membuat saya berputus asa dengan cuaca ekstrem di Uzbekistan. Saat itu saya sudah ingin pulang saja karena tidak bisa menikmati hidup dengan cuaca yang sangat ekstrem di Uzbekistan dengan suhu yang begitu dingin. Akan tetapi, masalah alergi suhu dingin akhirnya teratasi dan semunya berjalan normal setelah 3 bulan dilalui.

Setelah musim gugur usai, pada awal Desember tepat di tanggal 1 Desember saat itu turun hujan salju sangat lebat. Inilah pengalaman terindah dan takkan pernah terlupakan dalam hidup saya. Pertama kali saya melihat dan menyentuh salju adalah di sini, saat musim dingin tahun lalu. Sebelumnya saya tidak pernah berpikir bahwa di Uzbekistan akan turun salju sederas dan seindah ini. Banyak sekali tempat-tempat di sudut kampus maupun di kota yang terselimuti oleh salju dan terlihat cantik sekali. Namun, lagi-lagi suhu turun drastis ke angka -7°C saat pertama kali turun salju.

Musim dingin di Uzbekistan ternyata lebih lama jika dibandingkan dengan nagara lain di Asia Timur. Suhunya pun lebih ekstrem bisa mencapai -17°C saat bulan Februari lalu. Setelah musim salju berlalu, tibalah musim yang paling dinanti oleh semua masyarakat Uzbekistan, yaitu musim semi. Banyak orang mengidolakan musim ini karena begitu banyak bunga-bunga bermekaran, daun-daun muda bertumbuhan, dan buah-buah segar mulai bermunculan. Musim semi di sini berlangsung dari Maret hinga Mei saja. Namun, selama musim semi ternyata suhu masih dingin, belum hangat. Suhu rata-rata saat musim semi masih pada kisaran 8—14°C saja. 

Bunga-bunga dari pohon aprikot, chery, dan lainnya bermekaran selama seminggu hingga dua mingguan saja. Momen inilah yang juga saya nanti setelah sekian bulan mengalami musim salju dan beku. Harga buah saat musim semi jauh lebih murah dibandingan dengan harga buah di Indonesia. Contohnya, harga sekilo strawberry di sini hanya sekitar Rp 8.000 saja. Itu pun jenis strawberry yang paling bagus dan besar. Jadi, musim terindah dan terfavorit bagi saya selama tinggal di Uzbekistan adalah musim semi.

  1. Penulis Prayitno Tri Laksono, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMA Malang, Pengajar BIPA PPSDK di Uzbekistan State World Languages University
  2. Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  3. Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  4. Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  5. Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Belajar Bahasa Rusia dan Mimpi Studi Lanjut ke Luar Negeri oleh Ima Kumalasari, Mahasiswi Program Studi Administrasi Publik, FIA UNISMA Malang Peserta Program Kredit Transfer Internasional

Program Kredit Transfer Internasional 2020 ini sangat bermanfaat untuk saya pribadi maupun fakultas saya. Saya bisa merasakan bagaimana sistem perkuliahan di Moscow University, Samarra, Russia. Pengalaman yang sangat berharga untuk saya bisa menyesuaikan diri dengan perkuliahan di Luar Negeri, selain itu juga menambah relasi kerja sama antara fakultas dengan Universitas di Russia. Saya dan teman-teman mempelajari bagaimana budaya Russia yang berkembang disana jika dibandingkan dengan Indonesia tentu budaya kita memiliki keunikannya tersendiri. Terlepas dari hal tersebut Bahasa Russia yang kami pelajari juga sangat menarik, karena dalam mata kuliah tersebut kita diajarkan mulai dari awal bagaimana Bahasa Russia yang terkenal susah dipelajari akhirnya membuat saya bisa membaca tulisan Russia.

Selain itu menariknya lagi, Bahasa Russia memiliki tingkatan yang berbeda bagaimana menyebut benda dikategorikan laki-laki dan perempuan, kemudian bagaimana penekanan bunyi pada kalimat dengan Bahasa Russia dapat membuat kalimat tersebut menjadi tiga arti yang berbeda dengan kalimat  yang sama. Tentunya sangat menarik, Sopan santun dalam berbahasa juga sangat ditonjolkan dalam Bahasa Russia, contoh pada kata здрастуйте (Zdrastuitye) yang berarti Halo digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua (Sebagai bentuk kata yang formal dan sopan), sama halnya dengan Bahasa jawa yang memiliki beberapa tingkatan kesopanan dalam berbicara, kemudian Bahasa Russia Privyet yang berarti halo digunakan untuk menyapa antara sesama teman yang sebaya.

Tidak hanya itu interaksi antara kami mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa Russia juga terjalain dengan baik, hingga saat ini saya berteman baik dan berkomunikasi aktif dengan teman-teman baru saya dari Russia. Dosen dan Proffesor di sana juga sangat baik dan sejauh ini saya tidak merasakan ada kendala dari Bahasa yang kami gunakan. Pengalaman tersebut sangat berarti untuk saya, juga semakin membulatkan tekad saya untuk melanjutkan pendidikan saya ke jenjang selanjutnya ke Perguruan Tinggi di Luar Negeri. Terimakasih Kantor Urusan Internasional UNISMA Malang, Terimakasih Universitas Islam Malang dan Terimakasih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas kesempatan bagi saya mengenyam pendidikan di Luar Negeri sebagai dasar bagi saya untuk meneruskan pendidikan saya.

  • Penulis Ima Kumalasari, Mahasiswi Fakultas Ilmu Administrasi, Program Studi Administrasi Publik, Peserta Program Kredit Transfer Luar Negeri Moscow Citiy University, Samara Rusia.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Lessons Learned Program Kredit Transfer Internasional di Rusia oleh Frida Alifah Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNISMA Malang

Menjadi bagian dari peserta Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University Samara – Rusia  merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya setelah melewati beberapa tahapan – tahapannya. Banyak hal – hal baru yang dapat saya petik dari kegiatan ini. Terlebih, saya tidak perlu khawatir lagi dengan biaya kuliah di luar negeri yang terbilang mahal karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Universitas Islam Malang memberi dana hibah untuk menunjang kegiatan belajar secara daring kepada mahasiswa/i yang mengikuti program Kredit Transfer Internasional ini.

Sekitar kurang lebih 5 bulan berjalan, pelaksanaan program Kredit Transfer Internasional berjalan sangat lancar. Di awali dengan proses seleksi yang sangat menantang hingga akhirnya terpilih 7 orang mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Islam Malang yang berkesempatan untuk melaksanakan program Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University Samara – Rusia. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini, program Kredit Transfer Internasional dilaksanakan secara online atau dalam jaringan. Meski begitu, kegiatan perkuliahan berjalan sangat efektif. Dalam proses perkuliahan, pihak Moscow City University – Samara Branch, Prof. Elchin, menetapkan untuk menggunakan aplikasi Microsoft Teams. Hal ini tentu sangat menarik karena saya dapat belajar apa yang sebelumnya tidak saya ketatahui. Selain itu, saya memperoleh banyak manfaat dari program Kredit Transfer Internasional dan kegiatan selama perkuliahan:

  • Belajar bahasa Rusia

Ketika mengikuti perkuliahan di luar negeri, minimal harus mengetahui beberapa kosakata dasar dan kalimat dasar dalam bahasa negara tujuan. Pada perkuliahan Basic Russian Language setiap minggunya, setiap mahasiswa dari Indonesia dilatih sedikit demi sedikit kosakata dan pelafalan dalam bahasa Rusia.

  • Belajar tentang budaya Rusia

Dalam mata kuliah Interference in Language and Culture, saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang budaya-budaya di Rusia hingga cerita sejarah dari Rusia.

  • Mendapatkan relasi

Dosen dan mahasiswa dari Moscow City University menyambut kami sangat baik. Hingga akhirnya, seringkali saya melakukan komunikasi diluar jam kelas untuk sekedar berbagi pengalaman, pengetahuan dan cerita menarik dari daerah masing-masing.

Di sisi lain, terdapat beberapa perbedaan yang kontras yang saya rasakan antara perkuliahan di Rusia dan Indonesia. Contohnya:

  • Perbedaan budaya

Universitas Islam Malang, tempat saya menempuh pendidikan, yang menjunjung tinggi nilai ASWAJA (Ahlussunnah wal jama’ah) dan nilai-nilai Nahdatul Ulama. Budaya yang sangat melekat dengan Universitas Islam Malang yaitu pembacaan doa sebelum dan sesudah proses perkuliahan dan diiringi dengan pembacaan sholawat Nuril Anwar. Perbedaan yang sangat saya rasakan ketika melaksanakan perkuliahan di Rusia adalah tidak adanya pembacaan doa awal dan akhir perkulihan. Dari perbedaan itulah yang memperkuat nilai toleransi antar mahasiswa dan dosen pengajar.

  • Perbedaan zona waktu

Proses perkuliahan setiap minggunya dilaksanakan dengan perbedaan waktu sekitar kurang lebih 3 – 4 jam perbedaan waktu antara Indonesia bagian barat dengan Samara, Rusia. Namun hal ini tidak menjadi hambatan bagi saya.

  • Perbedaan bahasa

Hal yang sudah pasti sangat kontras adalah perbedaan bahasa. Mempelajari bahasa Rusia dalam waktu relatif singkat menurut saya adalah tantangan. Terdapat banyak alfabet dan kosakata yang tidak mudah untuk di lafalkan. Sebagai mahasiswi yang berkesempatan belajar di Moscow City University, saya harus selalu belajar untuk memahami bahasa Rusia.

  • Penulis Frida Alifah, Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Peserta Program Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University, Samara, Rusia
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Kemerdekaan Belajar di Kelas Rusia Oleh Normalasari Mahasiswi Akuntansi FEB UNISMA Malang Peserta Program Kredit Transfer Internasional

Saya sangat senang sekali ketika dinyatakan lolos Program Hibah Transfer Kredit Internasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, selama 1 semester di Moscow City University, Samara Russia bersama  6 mahasiswa UNISMA Malang lainnya. Selama mengikuti program Transfer Kredit Internasional ini, banyak sekali pengalaman dan pengetahuan baru yang saya dapatkan seperti halnya sistem pembelajaran yang diterapkan. Sistem pembelajaran di Moscow City University sedikit berbeda dengan sistem yang diterapkan di Universitas Islam Malang. Moscow City University memberikan time-table yang meliputi informasi mengenai dosen pengampu, tanggal pembelajaran, estimasi waktu, dan tema yang akan dibahas di setiap pertemuan sehingga dapat memudahkan mahasiswa untuk mempersiapkan materi sebelum kelas dimulai.

Dosen lebih banyak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memanage kelas sendiri. Misalkan dalam mata kuliah Interference in Language and Cultures dosen pengampu membuka kelas dengan tema sesuai time-table kemudian perkuliahan dijalankan oleh mahasiswa sesuai dengan kesepakatan kelas. Tidak ada batasan dalam menjelaskan tema terkait, mahasiswa dapat melakukan presentasi individu, presentasi secara berkelompok, menunjukkan video, sharing dan lainnya. Mahasiswa juga dapat mengganti cara penyampaian materi setiap minggunya. Menurut saya, sistem pembelajaran seperti ini sangat fresh dan membuat mahasiswa lebih kreatif dalam mengemas sebuah materi perkuliahan agar mudah dipahami oleh mahasiswa lainnya.

Selain perkuliahan setiap minggunya, pihak Moscow City University juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNISMA untuk terlibat dalam MCU conference. Saya sangat beruntung karena menjadi salah seorang yang mendapatkan kesempatan luar biasa tersebut, menjadi speaker di MCU conference – “Science Juice 2020”. Saya membawakan tema Linguoculture in The Modern World dengan sub tema The Impact of International Language on Modern Language in Indonesia. Sebuah pengalaman yang mengejutkan terjadi saat konferensi berlangsung dimana kesempatan speaker berbicara ditentukan secara acak. Saya ditunjuk menjadi speaker pertama yang membuat saya sedikit kaget. Namun, hal tersebut memberikan pembelajaran kepada kami semua agar selalu siap setiap saat jika mendapatkan tugas dan ternyata hal seperti itu sudah biasa di kalangan mahasiswa Rusia.

Pengetahuan mengenai bahasa dan budaya di Rusia yang kami dapatkan juga sangat menarik. Bahasa Rusia cukup sulit dipelajari, hal tersebut juga diakui oleh dosen pengampu Basic Russian Language and Culture. Mulai dari susunan kalimat, perubahan kata di setiap kalimat dengan penggunaan yang berbeda, dan intonasi berbicara sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia. Bahasa Rusia tidak memerlukan Question Words jika ingin bertanya, cukup mengganti intonasi berbicara lebih tinggi. Teman-teman Rusia juga ramah dan sangat menghargai segala sesuatu yang dilakukan orang lain. Saya pernah berkunjung ke kebun buah kemudian menunjukkan beberapa foto kepada mereka dan respon mereka sangat hangat, takjub, tertarik bahkan membalas dengan mengirimkan video serta foto mengenai kondisi di negara mereka.

Kami juga bertukar informasi lainnya seperti makanan dimana orang Rusia suka makan roti dan sayur. Sedangkan, kami orang Indonesia lebih suka nasi dan daging-dagingan. Sangat menyenangkan dapat berkomunikasi secara langsung dengan penduduk Rusia dengan segala keunikannya.

  • Penulis Normalasari, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi Peserta Program Kredit Transfer Luar Negeri Moscow Citiy University, Samara Rusia.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

It’s Been Such an Amazing Experience: Diskusi di Luar Kelas Bersama Mahasiswa Rusia oleh Nadian Azizi, Mahasiswa Akuntansi FEB UNISMA Malang Peserta Program Kredit Transfer Internasional

Tahun ini adalah tahun paling berharga dan sangat berarti untuk saya, karena saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti progam Kredit Transfer Internasional di Luar Negeri melalui pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kantor Urusan Internasional UNISMA Malang sangat berperan penting dalam hal ini, karena sangat support bahkan membantu kami baik sebelum mengikuti progam (seleksi) maupun setelah saya dinyatakan lolos.

Sedikit cerita yang ingin saya sampaikan saat pertama kali mendengar ada progam kredit transfer, waktu itu saya sangat pesimis karena pesaing dari kampus saya sendiri juga banyak, sekitar 100 lebih pesaing. Dan Alhamdulillah saya bisa Lolos dan mendapatkan dana hibah bersama dengan 6 orang teman lainnya yaitu Imas Masyitoh, Normalasari, Nadian Azizi, Frida Alifah, Ary Hutama dan Ima Kumalasari. Kami ber-tujuh berkesempatan untuk melakukan program Transfer Kredit Internasional dengan salah satu perguruan tinggi di Rusia, yaitu Moscow City University, Samara Russia.

Diskusi Daring di Luar Jam Perkuliahan

It’s been such an amazing experience, yang saya dapatkan di progam tersebut, mulai dari aspek edukasi, maupun relasi, saya mendapatkan banyak benefit dan ilmu yang saya serap juga begitu banyak. Selain itu saya juga mendapat banyak teman khususnya di kampus tujuan kami, yaitu Moscow City University (MCU), Samara Russia. Mereka sangat ramah mengajari saya tentang materi yang diajarkan, baik di dalam kelas, bahkan di luar jam kelas mereka tetap antusias berdiskusi dengan saya. Begitu pula dengan dosen-dosen di sana sangat baik dan sangat sabar. Dalam pemberian tugaspun juga mantappp hehehe. Harapan saya di tahun depan, semoga alumni Kredit Transfer 2020 bisa Sit in langsung di kampus tujuan kami pada tahun 2021 setelah pandemi usai, karena pihak kampus Rusia juga sangat menunggu-nunggu kedatangan kami. Saya sangat sangat menginginkan bisa belajar langsung di Rusia, semoga bisa terlaksana di tahun depam, Amin Yra.

  • Penulis Nadian Azizi, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi Peserta Program Kredit Transfer Luar Negeri Moscow Citiy University, Samara Rusia.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Mimpi Menjadi Speaker di International Event: Pengalaman Kredit Transfer di Moscow City University, Samara Rusia oleh Imas Masyithoh Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNISMA Malang

Mungkin kira-kira setahun lalu, ketika saya ditanya tentang resolusi 2020 oleh salah satu dosen di Pendidikan Bahasa Inggris saat kelas berlangsung – “Saya bisa memenuhi mimpi-mimpi saya, salah satunya adalah bisa menghadiri konferensi di luar negeri.” Begitu jawaban saya yang saat itu tidak tahu bagaimana cara mewujudkannya. Satu hal yang saat itu dan akan terus saya yakini adalah sesuatu yang besar akan datang di kehidupan saya, dan mimpi-mimpi besar saya akan segera terwujud. Dan itu benar, saya dan enam mahasiswa UNISMA Malang lolos Program Bantuan Dana Transfer Kredit Internasional 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebuayaan RI, sehingga kami bisa mengikuti program transfer kredit di Moscow City University, Samara Branch, Russia. 

Pertemuan kelas daring pertama di Fall Semester MCU (September – Januari) adalah hal yang sedikit membuat saya dipenuhi pertanyaan “Apakah saya bisa memahami penjelasan professor?” “Bagaimana kalau mahasiswa Rusia tidak paham apa yang saya katakan saat kita berdiskusi?” dan beberapa pertanyaan serupa. Namun, ternyata semua hanya overthinking. Di dua kelas yang kami ikuti – Basic Russian Language dan Interference in Languages and Cultures, beberapa professor dan associate professor yang mengajar dengan metode Contextual Learning, sehingga kami bisa memahami pembelajaran lebih baik. Salah satu contoh alur kelas adalah, ketika professor selesai menjelaskan di kelas Basic Russian Language, mahasiswa UNISMA Malang dan Mahasiswa MCU langsung mengaplikasikan beberapa kosakata Rusia dalam bentuk percakapan, begitu pula untuk kelas Interference in Languages and Cultures, kami berdiskusi dan bertukar informasi tentang budaya Indonesia dan Rusia, seperti makanan khas, baju daerah, hingga sejarah Indonesia dan Rusia. Ya, mahasiswa Rusia sangat ramah dengan mahasiswa UNISMA Malang, terlebih saya berpikir kami saling memahami bahwa kami sama-sama English as Foreign Language (EFL) Learners yang menyambung language barrier yang kami alami. Itulah yang membuat diskusi berjalan baik.

Selain pembelajaran di kelas, saya dan empat mahasiswa UNISMA Malang juga diberi kesempatan untuk menjadi speaker bersama mahasiswa Rusia di konferensi Moscow City University – Science Juice 2020 yang bertemakan “Linguoculture in Modern World” dan kami mahasiswa UNISMA Malang mengisi panel diskusi dengan judul “Language and Culture of Indonesian Millennial Era.” Pengalaman ini sangat bermakna bagi kami, terlebih untuk saya karena ini adalah pengalaman pertama saya menjadi pembicara dalam salah satu konferensi. Ya, ini adalah salah satu dari mimpi-mimpi saya yang terwujud di 2020. Alhamdulillah.

Sebagai penutup, saya dan enam teman saya lainnya berterima kasih kepada Kemdikbud, segenap pimpinan UNISMA Malang, Kepala Kantor Urusan Internasional beserta staf sehingga kami dapat mengikuti program transfer kredit ini dan mendapatkan banyak pengalaman baru yang bermanfaat. Kami harap program transfer kredit internasional ini terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, sehingga civitas akademika UNISMA Malang semakin dekat dalam mewujudkan misi ‘World Class University’.

  • Penulis Imas Masyithoh, Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Peserta Program Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University, Samara, Rusia
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Awalnya “Deg-degan” Mengikuti Perkuliahan Program Kredit Transfer Bersama Mahasiswa dan Profesor di Rusia oleh Utiya Salma, Mahasiswi Akuntansi FEB UNISMA Malang

Hal paling berkesan dan yang saya syukuri di tahun 2020 adalah berkesempatan untuk ikut dalam program Transfer Kredit Internasional. Program Transfer Kredit Internasional beserta bantuan hibah yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini, sangat membantu saya dalam mewujudkan mimpi saya untuk merasakan suasana kuliah di luar negeri dengan pembelajaran Internasional.

Saya merasa sangat bersyukur dan berbahagia bisa berkesempatan untuk mendapatkan hibah program Transfer Kredit Internasional tahun ini, bersama dengan 6 orang teman lainnya yaitu Imas Masyitoh, Normalasari, Nadian Azizi, Frida Alifah, Ary Hutama dan Ima Kumalasari. Kami ber-tujuh berkesempatan untuk melakukan program Transfer Kredit Internasional dengan salah satu perguruan tinggi di Rusia, yaitu Moscow City University (MCU), Samara Russia.

Pencapaian ini tidaklah bisa terwujud dengan baik tanpa bantuan dari tim KUI UNISMA. Sejak awal, Tim KUI UNISMA sangat mendukung, memotivasi dan juga mendampingi kami dari proses seleksi dan persiapan dokumen beserta persyaratannya hingga kami terpilih untuk mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam rangka program transfer credit tahun ini.

Kegiatan program Transfer Kredit Internasional 2020 dilakukan secara daring, karena pandemi covid 19 yang belum juga usai. Pembelajaran dimulai sejak september lalu hingga januari 2021 mendatang dan kami menggunakan Microsost teams sebagai media pembelajaran. Di awal-awal perkuliahan saya sangat antusias walupun juga deg-deg an karena ini kali pertama saya mengikuti perkuliahaan dengan perguruan tinggi luar negeri dan juga pembelajaran dengan mahasiswa internasional. Tapi seiring berjalannya waktu saya mulai terbiasa dan alhamdulillah sejauh ini perkuliahan berjalan dengan baik dan menyenangkan. Apalagi, Dosen dan Mahasiswa disana menyambut kami dengan sangat baik dan mereka juga ramah. Selain baik dan ramah, mereka juga sangat on time dan sangat aktif saat pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran terasa sangat menyenangkan.

Dalam program ini, kami mendapatkan 2 mata kuliah pembelajaran yaitu Basic Russian Language and Culture dan Interference in the language and culture. Dalam mata kuliah Basic Russian Language and Culture kami mempelajari materi yang menunjang kemampuan berbahasa Rusia, baik lisan maupun tulisan. Mata kuliah ini, adalah mata kuliah favorite saya karena banyak kata kata baru dalam bahasa rusia yang kami pelajari dan kami bisa langsung praktik untuk mengucapkannya. Sedangkan untuk mata kuliah Interference in the language and Culture kami mempelajari tentang kebahasaan dan juga budaya. Mata kuliah ini tidak kalah seru karena pada mata kuliah ini kami membahas materi seperti communication between nation, cross culture communication, intercultural communication, the nature of language,taboo words and euphemism , dan lain sebagainya. Hal yang cukup berkesan di mata kuliah ini adalah beberapa dari kami diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bahasa dan budaya Indonesia pada saat perkuliahaan, begitu juga dengan mahasiswa Rusia. Sehingga , kami bisa saling mengenal lebih dalam serta bisa saling bertukar informasi tentang bahasa dan budaya masing masing negara.

Selain pembelajaran di kelas, biasanya kami juga berinteraksi lewat sosial media dan saling bertukar pesan satu sama lain, sehingga kami tetap bisa berteman dan berkomunikasi dengan baik. Walaupun pembelajaran dalam program transfer credit ini dilakukan secara daring, namun program ini merupakan pengalaman yang luar biasa dalam hidup saya. Banyaknya dampak positif yang saya dapatkan saat program Transfer Kredit Internasional ini, mendorong saya untuk terus bermimpi  dan berusaha mewujudkannya serta menjadi lebih baik kedepannya. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak mahasiswa yang berkesempatan untuk mengikuti program ini dan semoga suatu saat saya bisa berkunjung ke Rusia ataupun negara lainnya untuk belajar dan mendapat pengalaman lebih banyak lagi.

  • Penulis Utiya Salma, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi Peserta Program Kredit Transfer Luar Negeri Moscow Citiy University, Samara Rusia.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Berkat English Day Program, Lolos Credit Transfer ke Rusia oleh Ary Hutama Putra, Mahasiswa Akuntansi FEB UNISMA Malang

Program Transfer Kredit Internasional sebagai implementasi merdeka belajar yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI merupakan program yang diselenggarakan Pemerintah dengan tujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa di Indonesia untuk mengikuti perkulihaan di luar negeri. Karena pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19 program Transfer Kredit Internasional ini dilaksanakan secara full daring.

Momen seperti ini merupakan sesuatu yang didambakan sebagian besar mahasiswa Indonesia untuk bisa mengikuti perkuliahan langsung di luar negeri. Meskipun secara daring, hal ini tidak mengurangi keseruan dan semangat belajar kami untuk mengikuti program Transfer Kredit ini.

Menjadi yang terpilih dari sekian banyak Universitas dan sekian banyak mahasiswa merupakan hal yang istemewa bagi saya meskipun saya berasal dari keluarga yang tidak terlalu mampu. Sesuatu yang seperti tidak dapat dicapai bila saya tidak pernah mengikuti tes program kredit transfer ini. Salah satu yang membawa saya untuk lolos adalah bahasa inggris yang merupakan salah satu favorit bagi saya. Saya sangat suka sekali pop culture. Rasa ingin tau yang besar dan keluarga yang juga mengharuskan mempelajari sampai fasih meskipun belum terlalu tiap hari jum’at di rumah saya biasanya diadakan  English Day dimana seharian penuh harus berbahasa Inggris dan ketika saya tau kalau saya salah satu dari mahasiswa yang lolos tidak dapat berkata apa-apa tidak dapat mendeskripsikan bagaimana gembiranya saya pada saat itu menjadi terpilih dan jujur saja saya mengikuti tes dengan ekspektasi yang tidak terlalu tinggi  meskipun sangat antusias dulu mikirnya tes sajalah masalah lolos atau tidaknya belakangan karena mikirnya se-kampus dan tentu saja bersaing sama mahasiswa jurusan bahasa tapi alhamdulilah lolos. Memang benar kata orang sesuatu yang coba-coba biasanya malah terkabul semoga rezeki-rezeki tak terduga seperti ini terus berlanjut. Amin ya robbal ‘alamin.

Di program ini perbandingan budaya dan belajar Program ini sangat menarik sekali karena kita akan dipenuhi tantangan kita mesti beradaptasi dengan perkuliahan di luar negeri terutama dalam media untuk belajar berbeda dengan indonesia yang kebanyakan memakai zoom sebagai media pembelajaran daring merekan memaki Microsoft Teams dan juga perbedaan zona waktu serta jadwal yang berbeda sehingga dilakukan harmonisasi penyesuaian. Kita mendapatkan banyak ilmu cara belajar mengajar yang baru tentu saja gaya belajar berbeda. Jangan kan kampus Indonesia dengan Russia. Di Indonesia sendiri saja setiap kampus memiliki gaya belajarnya sendiri-sendiri dan bisa diterapkan juga di kampus dan kelas kami di Indonesia.

Saya pun banyak mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru terutama Linguistic sebagai program merdeka belajar dan juga teman-teman baru yang asik sekali. Program ini harus selalu dilaksanakan setiap tahun agar dapat menjalin hubungan, relasi dan mungkin melakukan penelitian bersama kampus di luar negeri terutama Russia sebagai negara tujuan. Moscow City University Samara Russia, sangat menerima dengan tangan terbuka dan juga sangat sabar dalam mengajar karena kita belajar bahasa Russia dari dasar dari nol. Tidak hanya kegiatan belajar mengajar, pihak Moscow City University, Samara Russia juga memfasilitasi program untuk kepentingan transfer credit dan juga memberikan kegiatan lain seperti mempresentasikan kebudayaan dan keunikan negera di masing-masing seperti bagaimana pesta resepsi pernikahan disana, makanan khas, satwa atau hewan peliharaan di sana. sejumlah orang yang memelihara harimau atau beruang di Russia, perayan atau festival dan masih banyak lagi.

Saya pribadi bermimpi bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa kesana langsung membanggakan orang tua dan menorehkan prestasi-prestasi yang tak terduga lainnya. Kita tau 2020 merupakan tahun yang sangat berbeda tahun yang saya rasa penuh perjuangan. Oleh karena itu semoga alumni dari ITC 2020 mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa kesana dan merasakannya langsung pengalaman yang luar biasa ini.

  • Penulis Ary Hutama Putra, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi Peserta Program Kredit Transfer Luar Negeri Moscow Citiy University, Samara Rusia.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Momentum Membangkitkan Kesadaran Persatuan Bangsa

Bagi seorang muslim tentunya tidak asing dengan tanggal 12 Rabiul Awal yang menjadi tanggal bersejarah bagi umat Islam di seluruh dunia. Oleh karenanya, tak mengherankan jika pada tanggal tersebut selalu terdapat peringatan yang telah menjadi tradisi tersendiri bagi setiap umat Islam. Banyak tradisi yang dilakukan untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Khususnya di negara Indonesia kerap kali memperingati Maulid Nabi dengan melakukan sholawatan, tabligh akbar, kajian dan masih banyak lagi. Memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW atau yang seringkali disebut Maulid Nabi Muhammad SAW menjadikan umat muslim mengingat kembali sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan dakwah Islam yang dapat dijadikan tauladan bagi semua umat muslim.

Banyak sekali contoh betapa agungnya sikap Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah sekalipun aniaya dari orang-orang musyrik diterimanya. Hal tersebut dapat dijadikan tauladan bagi umat muslim kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saat Nabi Muhammad SAW dihinakan penduduk Mekkah, maka dia mengajak Zaid bin Haritsah untuk pergi berdakwah ke Thaif, dengan sebuah harapan dakwahnya akan didengar tetapi seluruh penduduk langsung melempari tubuh Nabi dengan penuh kebencian dan cacian.Tersaruk-saruk Nabi menghindar dari keroyokan seluruh penduduk Thaif ini, wajahnya penuh darah dari pelipisnya yang luka menganga, kakinya pincang karena lemparan batu yang besar. Tidak mampu menahan rasa sakit yang hebat ini, Nabi pingsan dekat sebuah kebun. Pada saat itulah Jibril dengan iba berkata kepada Nabi. “Wahai kekasih Allah, mintalah sesuatu, pasti Allah akan kabulkan permintaanmu itu.”

Seperti diberi kekuatan, Nabi kemudian bersabda: Allahummahdi qoumi fainnahum laa ya’lamun (Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak tahu). Bukan dendam yang dipantulkan, kendati wajahnya penuh dengan luka dan darah, tetapi kasihlah yang ditunjukkannya. Alangkah mulianya akhlak rasul. Dalam fitnah dan amarah para jahili, dia tetap istiqamah memancarkan kesejukan abadi. Pancaran cinta, marhamah harus didakwahkan kepada setiap manusia di setiap sudut kehidupan, balighu ‘ani walau ayah (sampaikanlah ajaranku ini walau satu ayat). Dari penggalan suatu kisah tersebut tentu saja hal ini dapat kita ambil tauladan dari sikap Nabi Muhammad SAW yang kemudian dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di Indonesia dalam memperingati  Maulid Nabi bukanlah sekedar acara seremonial belaka. Namun menjadi momen yang tepat guna mempererat dan mempersatukan bangsa Indonesia yang merupakan negara yang majemuk dan mempunyai berbagai macam keberagaman. Moment maulid  ini menjadi penting sebagai salah satu alat yang dapat membantu dalam mengiringi hal-hal yang baik yang telah Rasulullah ajarkan. Terlepas dari itu bangsa Indonesia juga merupakan bangsa yang tercipta akan keanekaragam. Dengan keberagaman tersebut mari di tengah peringatan Maulid ini dijadikan introspeksi diri agar dapat menghargai keberagaman dan menanamkan toleransi disetiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Agama Islam yang hadir dan tengah berkembang dengan sangat cepat serta diterima baik oleh masyarakat dapat menebarkan kebaikan dan menjadi tali pengikat serta perekat ditengah kemajmukan masyarakat Indonesia.

Maka dari hal ini, mari kita memperingati Maulid Nabi sebagai suatu muhasabah yang mendukung negara Indonesia yang majemuk dapat mengaktualisasikan ajaran Rasulullah SAW serta dapat menyadarkan kesadaran persatuan bangsa juga dapat mentauladani perilaku Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  • Penulis Turfatul Atiyah, Mahasiswi Fakultas Hukum, Mahasiswi Penerima Beasiswa Sarjana Muamalat (Departemen Sosial dan Dakwah Kumpulan Remaja Masjid Ainul Yaqin UNSIMA Malang)
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.