Lessons Learned Program Kredit Transfer Internasional di Rusia oleh Frida Alifah Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNISMA Malang
Menjadi bagian dari peserta Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University Samara – Rusia merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya setelah melewati beberapa tahapan – tahapannya. Banyak hal – hal baru yang dapat saya petik dari kegiatan ini. Terlebih, saya tidak perlu khawatir lagi dengan biaya kuliah di luar negeri yang terbilang mahal karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Universitas Islam Malang memberi dana hibah untuk menunjang kegiatan belajar secara daring kepada mahasiswa/i yang mengikuti program Kredit Transfer Internasional ini.
Sekitar kurang lebih 5 bulan berjalan, pelaksanaan program Kredit Transfer Internasional berjalan sangat lancar. Di awali dengan proses seleksi yang sangat menantang hingga akhirnya terpilih 7 orang mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Islam Malang yang berkesempatan untuk melaksanakan program Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University Samara – Rusia. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini, program Kredit Transfer Internasional dilaksanakan secara online atau dalam jaringan. Meski begitu, kegiatan perkuliahan berjalan sangat efektif. Dalam proses perkuliahan, pihak Moscow City University – Samara Branch, Prof. Elchin, menetapkan untuk menggunakan aplikasi Microsoft Teams. Hal ini tentu sangat menarik karena saya dapat belajar apa yang sebelumnya tidak saya ketatahui. Selain itu, saya memperoleh banyak manfaat dari program Kredit Transfer Internasional dan kegiatan selama perkuliahan:
- Belajar bahasa Rusia
Ketika mengikuti perkuliahan di luar negeri, minimal harus mengetahui beberapa kosakata dasar dan kalimat dasar dalam bahasa negara tujuan. Pada perkuliahan Basic Russian Language setiap minggunya, setiap mahasiswa dari Indonesia dilatih sedikit demi sedikit kosakata dan pelafalan dalam bahasa Rusia.
- Belajar tentang budaya Rusia
Dalam mata kuliah Interference in Language and Culture, saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang budaya-budaya di Rusia hingga cerita sejarah dari Rusia.
- Mendapatkan relasi
Dosen dan mahasiswa dari Moscow City University menyambut kami sangat baik. Hingga akhirnya, seringkali saya melakukan komunikasi diluar jam kelas untuk sekedar berbagi pengalaman, pengetahuan dan cerita menarik dari daerah masing-masing.
Di sisi lain, terdapat beberapa perbedaan yang kontras yang saya rasakan antara perkuliahan di Rusia dan Indonesia. Contohnya:
- Perbedaan budaya
Universitas Islam Malang, tempat saya menempuh pendidikan, yang menjunjung tinggi nilai ASWAJA (Ahlussunnah wal jama’ah) dan nilai-nilai Nahdatul Ulama. Budaya yang sangat melekat dengan Universitas Islam Malang yaitu pembacaan doa sebelum dan sesudah proses perkuliahan dan diiringi dengan pembacaan sholawat Nuril Anwar. Perbedaan yang sangat saya rasakan ketika melaksanakan perkuliahan di Rusia adalah tidak adanya pembacaan doa awal dan akhir perkulihan. Dari perbedaan itulah yang memperkuat nilai toleransi antar mahasiswa dan dosen pengajar.
- Perbedaan zona waktu
Proses perkuliahan setiap minggunya dilaksanakan dengan perbedaan waktu sekitar kurang lebih 3 – 4 jam perbedaan waktu antara Indonesia bagian barat dengan Samara, Rusia. Namun hal ini tidak menjadi hambatan bagi saya.
- Perbedaan bahasa
Hal yang sudah pasti sangat kontras adalah perbedaan bahasa. Mempelajari bahasa Rusia dalam waktu relatif singkat menurut saya adalah tantangan. Terdapat banyak alfabet dan kosakata yang tidak mudah untuk di lafalkan. Sebagai mahasiswi yang berkesempatan belajar di Moscow City University, saya harus selalu belajar untuk memahami bahasa Rusia.
- Penulis Frida Alifah, Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Peserta Program Kredit Transfer Internasional ke Moscow City University, Samara, Rusia
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
- Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
- Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
- Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.