Makanan Khas dan Pariwisata di Taiwan Oleh Putri Saniatul Iklima Mahasiswi UNISMA Malang Program Credit Transfer di NDHU Taiwan
Ragam kuliner di setiap daerah tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Mulai dari cita rasa yang bervariasi, hingga penampilan dan cara penyajian yang unik. Jika di Indonesia saja dapat kita temui ratusan jenis makanan khas, Taiwan pun memiliki banyak sekali makanan khas yang dapat kita temui dengan mudah di area keramaian kota maupun di pedesaan. Bagi pendatang baru atau turis (termasuk saya) mungkin akan menjadi rintangan berat untuk mencicipi beberapa makanan khas Taiwan ini karena dirasa sangat berbeda dengan cita rasa yang kita kenal di tanah air. Ada sentuhan rempah yang sulit untuk di deskripsikan namun itu menjadi aroma yang sebenarnya tidak pernah saya temui di Indonesia. Tak kaget rasanya jika makanan pun saya masukkan kedalam culture shock saya selama minggu pertama hidup di Taiwan.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Sama halnya dengan di Indonesia, sebagian besar penduduk di Taiwan tetap mengonsumsi nasi sebagai makanan utama dalam keseharian mereka. Namun beberapa dari mereka juga mengganti nasi dengan olahan mie dengan kuah maupun dumpling. Tak kaget jika ragam kuliner mie akan sangat mudah ditemui di pinggir jalan untuk menu lunch maupun dinner. Bedanya dengan mie ayam yang saya ketahui di Indonesia, mie di Taiwan akan sangat terasa rempah di bagian kuahnya, serta di hidangkan dengan berbagai lauk seperti fishball with yolk (bakso ikan dengan isian kuning telur), seafood, beef, dan ayam. Mungkin kalau di Indonesia, dumpling ini sangat mirip dengan siomay yang dibuat dari olahan daging ayam maupun sapi. Bedanya, hampir semua dumpling yang saya temui di Taiwan pasti berisi cincangan daging babi yang tidak bisa saya deskripsikan rasanya seperti apa karena saya tidak bisa mencobanya. Hidup di Taiwan selama satu semester membuat saya selalu dirundung rasa penasaran untuk mencoba membiasakan diri untuk mengonsumsi mie sebagai pengganti nasi karena pesimis rasanya untuk mencari dumpling dengan isian yang halal. Harganya pun bervariasi mulai dari NT$ 60 – NT$ 80 atau sekitar Rp. 30.000 sampai Rp. 40.000 tergantung kuantitas mie, jenis dan topping yang kita pilih. Untuk ukuran kantong mahasiswa seperti saya mungkin mengonsumsi mie bisa satu sampai dua kali dalam seminggu saja, karena akan tetap lebih hemat menu nasi dan ikan yang hanya berkisar Rp. 25.000 sampai Rp. 30.000 an saja.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Selain mie dan dumpling, ada jenis makanan lain seperti stinky tofu, green onion pancake, sticky rice, dan uniknya adalahjika di Indonesia lalapan ayam yang di olah ala Kentucky akan sangat mudah kita temui, beda halnya di Taiwan. Selama hidup di negara ini saya tidak akan pernah menemukan menu ayam tepung ala Kentucky dengan mudah di warung atau restoran (kecuali di KFC). Karena cara mengolah ayam tepung di sini berbeda dengan yang sudah kita temui. Ayam ini dikenal dengan sebutan Shilin Crispy Chicken karena Shilin merupakan nama daerah di Taiwan dan pertama kali dipopulerkan disana. Namun juga banyak yang menyebutnya Taiwanese Crispy Chicken yang bisa kita temui hamper disemua warung makan atau restoran di Taiwan. Cara penyajiannya mirip sekali dengan chicken fillet dan dipotong memanjang. Saat ini Shilin Crispy Chicken pun mulai banyak dijual di Indonesia sebagai olahan khas Taiwan. Untuk harganya pun bervariasi mulai dari NT$ 30 – NT$ 70 jika dirupiahkan sekitar Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 35.000.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Apakah kalian tahu minuman apa yang benar benar khas berasal dari Taiwan? Minuman ini sudah sangat populer dijual di begbagai kedai atau kafe di Indonesia dengan berbagai brand dan varian, namun yang paling umum dicampur dengan varian milk tea dan brown sugar. Ya betul sekali. Boba atau tapioca balls. Beberapa orang di Taiwan juga menyebutnya sebagai pearls. Olahan ini terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan sedikit gula tebu dan gula aren. Boba biasanya tidak hanya disajikan dengan milk tea atau the susu saja. Namun bisa diminum dengan susu coklat, taro, coffee milk, fresh milk dan varian minuman lainnya bahkan juga sering kali saya temukan boba ini di sajikan sebagai topping kue, pudding, isian permen, maupun varian rasa crackers di salah satu brand keripik di Taiwan. Tidak hanya populer di Taiwan di Indonesia saja, namun saat ini Boba sudah mulai terkenal di negara negara Eropa dan Amerika. Harganyapun bervariasi mulai dari NT$ 30 – NT$ 80 atau sekitar Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 40.000 tergantung varian minuman yang dipilih. Untuk boba saja (tanpa milk tea/tanpa minuman) bisa di bandrol mulai dari Rp. 10.000 sampai Rp. 20.000.
Jika di Indonesia dikenal dengan es campur karena isinya bisa campuran agar agar dan buah, di Taiwan pun memiliki makanan penutup yang hampir serupa dengan es campur ini. Populer dengan nama Hong Tang yang disajikan dengan mangkung yang berisi serutan es batu, kacang hijau, kacang merah, susu, bola bola ubi ungu dan kuning, jelly, dan boba di bagian atasnya. Tak lupa disirami susu atau brown sugar sebagai penambah cita rasa manis di dalam semangkung Hong Tang ini. harganya lumayan terjangkau dan cocok di kantong mahasiswa serta mudah ditemui di pinggir jalan manapun di Taiwan.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Selain makanan khas, Taiwan juga memiliki tempat wisata yang tak kalah apik dengan negara lainnya. Mulai dari pantai, gunung, sungai, pasar malam, taman, hingga pasar besar. Untuk mengunjungi satu tempat wisata ke tempat lainnya pun sangat mudah di akses, bisa menggunakan bus, kereta maupun MRT. Beruntung sekali selama satu semester di Taiwan saya dapat mengunjungi tempat wisata di Tipei seperti National Taiwan Museum, 101 Tower, Natinal Palace Museum, Songshan Cultural Park and Creative Park No, Tamsui river, Jianguo Jade and Flower Market, dan tempat wisata lainnya. Untuk bagian timur negara Taiwankhiususnya di kota yang saya tinggali di Hualien, sayapun berkesempatan mengunjungi tempat wisata seperti Taroko Gorge National Park yang menawarkan indahnya pemandangan tebing dan pegunungan Taiwan dan memandang indahnya Pantai Qixingtan yang menghadap langsung dengan samudera pasifik. Jika di Indonesia kita biasa berenang di pantai dan menyelam, akan sangat sulit rasanya jika ingin melakukan olah raga air di kawasan pantai di Taiwan karena sebagian besar pantainya yang menghadap langsung dengan samudera membuat ombak yang terlalu besar sehingga banyak timbul laragan keras dari pemerintah setempat untuk berenang ataupun menyelam. Di Taiwan, night market atau pasar malam tetap menjadi tujuan wisata yang paling populer yang sering dikunjugi oleh masyarakat maupun turis dari berbagai kalangan. Mulai dari Dongdaemun Night Market yang terletak di pusat koa Hualien, Ximending Night Market, Shilin Night Market di Taipei, dan masih banyak lagi. Pasar malam d Taiwan bukan hanya menyajikan ragam jajanan/snack dan kios baju saja,namun juga ada konser musik, pesta kembang api, lampion, taman dan tempat bermain anak anak yang sangat cocok dikunjungi untuk liburan bersama teman maupun keluarga.
- Penulis Putri Saniatul Iklima adalah Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang (UNISMA) peserta Program Credit Transfer di National Dong Hwa University, Taiwan
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
- Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
- Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
- Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.