Menjaga Ukhuwah di Tengah Pandemi Covid-19
OIA UNISMA Malang. Tepat tanggal 2 Maret 2020 lalu, pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa dua warga negara Indonesia telah terpapar virus 2019-nCov atau yang lebih dikenal dengan Covid-19. Dikutip dari www.kemenkes.go.id, virus Covid-19 ini merupakan salah satu virus yang termasuk dalam keluarga coronavirus yang menyebabkan penyakit kategori ringan hingga berat, seperti flu, pilek, dan penyakit serius lainnya seperti MERS dan SARS. Sampai saat ini kasus penyebaran virus Covid-19 terus mengalami peningkatan. Dilansir dari www.covid19.co.id tentang perkembangan kasus Covid-19 di Indoneisa per tanggal 14 Mei 2020 sudah terdapat sebanyak 16.006 kasus, total korban meninggal sebanyak 1.043 orang, dan yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.518 pasien. Saat ini telah banyak upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 ini, mulai dari menerapkan phisical distancing, work from home, study from home, anjuran menggunakan masker dan mencuci tangan, hingga memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini tentunya merupakan tantangan besar bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa melawan penyebaran virus Covid-19 secara bersama-sama.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Dalam keadaan seperti ini, banyak sekali pihak yang mengalami kerugian karena banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Ditambah lagi, kemunculan pandemi ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan. Bulan ramadhan kali ini tentunya akan sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak hal yang harus dibatasi. Dari sinilah kekompakan kita sebagai masyarakat dan umat muslim diuji untuk tetap menjaga ukhuwah di tengah pandemi sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa orang mukmin itu bagaikan satu jasad atau bagaikan bangunan yang saling mengukuhkan.
Lalu, bagaimana cara menjaga ukhuwah di tengah pandemi seperti saat ini?
Sebagai manusia, makhluk berakal yang beragama dan berbangsa, sudah selayaknya bagi kita untuk bisa meningkatkan rasa kemanusian terhadap sesama dengan saling peduli dan mengasihi satu sama lain apalagi di masa sulit seperti saat ini. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan cara meningkatkan kualitas ukhuwah kita di tengah pandemi ini.
Kementerian Agama Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 6 Tahun 2020 tentang kebijakan sholat tarawih dan sholat ied serta ibadah-ibadah lainnya yang bersifat bergerombol untuk dilakukan di rumah. Praktik ukhuwah islamiyah kita diuji di momen ini. Kebijakan tersebut tentunya tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk tidak melaksanakan segala bentuk kewajiban dan ibadah walaupun dalam keterbatasan ruang gerak. Sebagai masyarakat yang gemar berkumpul dan bersilaturahmi, kebijakan semacam itu tentu saja sangat berat untuk diterima. Namun, hal demikian juga bisa menjadi praktik dari ukhuwah wathoniyah, sebagimana disampaikan dalam Q.S. An-Nisa : 59, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu.” Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak lain merupakan bagian dari upaya untuk ‘memerangi’ wabah dan dibutuhkan kerja sama dan kekompakan yang baik dari semua pihak.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Pemerintah tidak bisa dijadikan satu-satunya pihak yang dibebankan untuk mengatasi masalah seperti ini. Praktik ukhuwah basyariyah bisa menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam membantu meringankan beban sesama di tengah pandemi seperti ini. Semua pihak dapat terlibat bahkan dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Seperti yang dilansir dari harianmerapi.com bahwa ada seorang ibu di Desa Tirtoadi, Kabupaten Sleman yang membagikan sayur mayur segar dengan dibungkus dengan plastik dan dibagikan secara gratis kepada tetangganya yang diketahui banyak mengalami pemberhentian kerja karena pandemi.
Keterangan Gambar: Ardiati bagikan sayuran gratis di depan rumah.
(Sumber gambar : www.harianmerapi.com)
Membangun ukhuwah tidak hanya terjadi dengan tindakan-tindakan besar. Semua bermula dari hal-hal kecil yang terus bertumbuh menjadi besar. Pandemi ini merupakan tantangan bagi masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia pada khususnya. Keberadaan pandemi yang cukup menyulitkan ruang gerak masyarakat jangan sampai menjadi alasan untuk tercerai berai. Ini waktunya bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan kekompakan dan persatuan karena dalam upaya melawan Covid-19 dibutuhkan sikap persaudaraan sebangsa dan setanah air tanpa memandang perbedaan ras, agama dan jabatan.
- Penulis Nurul Laili adalah Mahasiswa, Program Studi Agribisnis, Universitas Islam Malang (UNISMA)
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
- Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
- Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
- Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.