Muhibah Akademik di Negeri Imam Syafi’i Brunei Darussalam oleh Dr. Winarto Eka Wahyudi, M.Pd.I., Alumnus Program Doktor Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UNISMA Malang
Jika boleh mengandaikan Nahdlatul Ulama mendirikan negara, maka kemungkinan besar Brunei Darusasalam adalah bayangan yang paling nyata. Dalam serentang waktu 14 hari, tepatnya dalam kurun 27 Januari -9 Februari 2019 lalu, kami rombongan mahasiswa S3 Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Malang (UNISMA) berkesempatan mengunjungi “negara Nahdlatul Ulama” (daulah nahdliyah). Jika di Indonesia aswaja an-nahdliyah bergerak pada aspek kultural, maka di negara yang berjarak selemparan batu dengan Kalimantan ini, ahlusunnah wal jamaah menjelma menjadi madzhab resmi negara.
Dalam rangka overseas short study sekaligus joint student conference, kami sebanyak 16 mahasiswa program beasiswa 5000 Doktor Kementerian Agama RI angkatan 2016 UNISMA Malang berkesempatan belajar selama empat belas hari di dua Universitas bergengsi di Brunei Darusalam, yaitu di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Bandar Seri Begawan (KUPUSB).
Di negara yang dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah ini, madzhab syafi’i mendapat posisi yang prestisius. Sebagaimana pengamatan kami selama berada di sana, tradisi keislaman masyarakat Brunei sama persis dengan yang selama ini dilakukan oleh warga nahdliyin. Bahkan keistimewaan madzhab syafi’i ini, termaktub dalam Akta Majlis Agama Islam dan Mahkamah-Mahkamah Kadi Penggal 77, bab 43 (1) yang menyatakan:
“dalam membuat dan memberi mana-mana fatwa dengan cara yang ditetapkan terdahulu sebelum ini Majlis dan Jawatan Kuasa Undang-Undang biasanya menurut kaul yang muktamat daripada madzhab syafie”
Gemerlap cahaya madzhab syafi’i semakin benderang di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) yang menjadi camp akademik kami selama di sana. Bahkan di kampus ini, mempunyai lembaga kajian khusus yang diberi nama Pusat Penyelidikan Madzhab Syafi’i, lengkap dengan perpustakaan pusat yang juga mempunyai ruangan khusus bertajuk Madzhab Syafi’i Collection (KMS)/ al-majmu’ah al-madzhabu asy-syafi’i. Bahkan yang menarik, untuk mempublikasikan pemikiran imam syafi’i dan ulama-ulama syafi’iyah, UNISSA memiliki jurnal khusus bertaraf antarbangsa (internasional) yang berjudul Jurnal al-Shafi’i, ditulis dalam tiga bahasa: Inggris, Arab dan Melayu.
Bisa dibilang, UNISSA merupakan kepanjangan tangan dari negara untuk mengkampanyekan madzhab syafi’i secara akademik kepada warga di sana. Hal ini dikarenakan seluruh kampus berada dalam naungan Sultan. Begitupun dengan Kolej Universiti Perguruan Ugama Bandar Seri Begawan (KUPUSB), yang mempunyai jarak beberapa menit dari UNISSA juga mempunyai amanah akademik untuk mengajarkan madzhab Syafi’i atas amanah Sultan. Kampus Islam yang disebut terakhir ini, secara khusus berorientasi melahirkan tenaga pendidik yang berhaluan aswaja bermadzhab syafi’i dalam rangka mengokohkan kedudukan agama Islam di Negara yang memiliki kredo “Islam Melayu Beraja” ini .
Posisi madzhab syafi’i yang istimewa ini, bahkan telah dilegitimasi menjadi hukum syariah negara yang disebut sebagai Hukum Kanun Brunei (HKB). Di dalamnya banyak mengatur beragam hukum adat dan syara’ yang meliputi: undang-undang keluarga islam, undang-undang muamalat harta, undang-undang tanah maupun administrasi negara dan hukum acara. Bahkan HKB sudah menyentuh hukum jinayah: semisal hudud dan Qisas. Namun khusus untuk bab Jinayah, saat ini sedang dalam proses pengkajian Pusat Dakwah Islamiyah dan Kementerian Ugama.
Kegiatan akademik lintas negara ini, merupakan tindak lanjut dari hasil MoU antara UNISMA dengan UNISSA dan KUPUSB yang diadakan tahun lalu. Bahkan, kami disana sempat berkunjung dan disambut hangat oleh Duta Besar Indonesia untuk negara Brunei.
Selama melakukan muhibah akademik kurang lebih dua minggu disana, kami tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat ikonik dan bersejarah di Brunei Darussalam, misalnya: Institut Tahfiz Al-Quran Sultan Hassanal Bolkiah, Masjid Jame’ Asr Sultan Hasanal Bolkiah, Masjid Omar Ali Saifuddin (nama diambil dari ayahanda Sultan), Pusat Dakwah Islamiyah Brunei, musuem alat kebesaran diraja Brunei dan lain sebagainya.
- Penulis Dr. Winarto Eka Wahyudi, M.Pd.I adalah Peserta Program Overseas Study UNISMA Malang ke UNISSA Brunei Darussalam tahun 2019, Lulusan Program Studi Doktoral Pendidikan Agama Islam Multikultural Program Pascasarjana UNISMA Malang (Program beasiswa 5000 Doktor Kementerian Agama RI angkatan 2016). Saat ini sebagai Dosen FAI Universitas Islam Lamongan (UNISLA) dan Ketua Lakpesdam NU Kab Lamongan.
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
- Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
- Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
- Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.