Uzbekistan: Satu Negara, Dua Bahasa dan Tiga Aksara oleh Prayitno Tri Laksono Dosen FKIP UNISMA dan Pengajar BIPA PPSDK di Uzbekistan State World Languages University
Bahasa adalah alat komunikasi terpenting dalam kehidupan manusia di manapun mereka berada. Keberadaan bahasa tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial bermasyarakat untuk saling berkomunikasi dan saling memahami.
Tanpa memahami bahasa suatu negara, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan berkomunikasi. Pun demikian, ketika kita tidak mau mempelajari bahasa baru di negara lain berarti kita tidak mau menikmati kehidupan baru di negara tersebut. Hal ini akan menyulitkan kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan masyarakat baru di negara tersebut.
Dalam benak saya saat pertama kali mendengar negara Uzbekistan, bahasa nasional yang digunakan di sana adalah bahasa yang memiliki kemiripan dengan bahasa di negara-negara timur tengah. Akan tetapi, prediksi saya kala itu salah total. Bahasa nasional yang digunakan di Uzbekistan adalah bahasa Uzbek dengan jenis bahasa yang total berbeda dengan bahasa di Timur Tengah lainnya.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Bahasa Uzbekistan memiliki tingkat kerumitan yang tinggi jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Dalam Uzbekistan, terdapat lebih dari lima jenis tingkatan sesuai dengan situasi penggunaan dan dengan siapa kita berbicara. Ketika kita berbicara dengan teman sejawat, tentu berbeda dengan ketika kita berbicara dengan orang tua, pejabat biasa, pejabat negara bahkan dengan presiden. Pilihan kata dan susunan kalimatnya pun berbeda. Tingkat kesulitan inilah yang menyebabkan pelajaran bahasa Uzbekistan tetap ada hingga pada jenjang pendidikan tinggi di universitas. Para mahasiswa tetap mendapatkan pelajaran bahasa Uzbek agar mereka bisa tetap menggunakan bahasa Uzbek dengan baik dan benar.
Hal yang sangat mengejutkan saya selama tinggal di Uzbekistan adalah popularitas bahasa Uzbek ternyata kalah dengan popularitas bahasa Rusia. Seperti yang kita ketahui bersama, Uzbekistan adalah salah satu negara pecahan dari Uni Soviet yang merdeka pada tahun 1991 silam. Selama di bawah kekuasaan Uni Soviet, masyarakat Uzbekistan diwajibkan menggunakan bahasa Rusia di semua bidang bahkan hingga sekarang masyarakat Uzbekistan masih ada yang tidak bisa dan tidak mengerti bahasa Uzbek karena mereka lahir dari generasi nenek moyang yang hanya menggunakan bahasa Rusia. Jadi, di sini masyarakat minimal sudah menguasai bahasa Rusia sebagai bahasa asing dan bahasa kedua mereka setelah bahasa Uzbek.
Khusus untuk kondisi bahasa di Tashkent, ibu kota Uzbekistan, bahasa yang digunakan mayoritas adalah masih bahasa Rusia oleh masyarakat di sini.
Hal tersebut disebabkan oleh masih banyak orang Rusia yang tinggal di Tashkent dan mereka tidak kembali ke Rusia setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet 27 tahun lalu. Kemampuan berbahasa masyarakat Uzbekistan di bagi menjadi dua. Pertama, masyarakat asli Uzbek tanpa keturunan darah Rusia, mereka bisa dua bahasa yaitu bahasa Uzbek dan Rusia. Kedua, masyarakat Rusia atau keturunan Rusia dan Uzbek, rata-rata mereka hanya mengerti bahasa Rusia dan enggan belajar bahasa Uzbek. Kondisi tersebut juga berdampak serius terhadap dunia pendidikan di Uzbekistan. Berdasarkan kenyataan itu, kelas-kelas di sekolah dan kampus dibagi menjadi dua jenis, yaitu kelas berbahasa Uzbek dan kelas berbahasa Rusia. Hal ini ditujukan untuk bisa mewadahi masyarakat yang tidak dapat mengerti bahasa Uzbekistan/Rusia.
Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!
Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/
Hal menarik lainnya selain pembagian kelas menjadi dua adalah aksara yang digunakan di negara ini ada tiga jenis. Pertama, menggunakan bahasa Uzbekistan dengan aksara alfabet normal. Kedua, menggunakan bahasa Uzbekistan dengan aksara sirilik. Ketiga, menggunakan bahasa Rusia dengan aksara sirilik. Ketiga jenis akasara dan bahasa tersebut tersebar di setiap sudut kota. Ketika pertama kali datang dan tinggal di Uzbekistan, masalah bahasa dan aksara inilah yang membuat saya cukup lama untuk beradaptasi dan belajar. Kurang lebih hampir 4 bulan saya baru bisa memahami jenis bahasa dan akasara sirilik yang digunakan oleh masyarakat Uzbekistan.
Dalam kepentingan dokumen resmi, pemerintah Uzbekistan masih menggunakan akasara sirilik meskipun dengan bahasa Uzbekistan. Penggunaan huruf tersebut ternyata bertujuan untuk memudahkan semua lapisan dan generasi masyarakat Uzbekistan dalam memahaminya. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga lokal, memang benar masih banyak generasi tua yang tidak bisa membaca dalam aksara alfabet biasa. Mereka hanya bisa memahami aksara sirilik dalam bahasa Uzbekistan maupun Rusia.
- Penulis Prayitno Tri Laksono, M.Pd., Dosen FKIP UNISMA Malang, Pengajar BIPA PPSDK di Uzbekistan State World Languages University
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
- Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
- Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
- Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.