Internalisasi Pendidikan Karakter di Berlin Jerman: Oleh Dian Mohammad Hakim Dosen Fakultas Agama Islam UNISMA Malang

Dalam konteks pendidikan Indonesia, Pendidikan Karakter menjadi bagian yang sangat penting untuk di kaji akhir-akhir ini. Alasanya adalah belum berbanding lurusnya antara teori yang di dapatkan oleh peserta didik dengan praktek yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berbanding lurus dalam yang dimaksud misalnya ‘apabila di dalam kelas siswa diajari bersikap jujur maka seyogyanya dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dan kapanpun, diawasi naupun tidak, peserta didik tersebut bersikap jujur’. 

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Sebagaimana yang teramanatkan dalam kurikulum 2013 (K-13) Terdapat 18 nilai dalam pendidikan karakter yang idealnya dimiliki oleh semua peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Nilai pendidikan karakter tersebut adalah ; Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat / Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Dalam konteks pembahasan masyarakat Berlin, saya akan membatasinya pada 6 nilai pendidikan karakter saja; yaitu ; Jujur, Toleransi, Disiplin, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, dan Tanggung Jawab. Kenapa hanya 6? Karena selama  berada di Berlin yang dapat saya amati adalah ke 6 nilai tersebut. Bagaimana ke-6 nilai tersebut terinternalisasi atau menyatu dalam masyarakat Berlin? Let’s check them out!

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Jujur: adalah perilaku yang berdasar pada sebuah usaha untuk menjadikan pelakunya dapat dipercaya baik dalam hal ucapan, perbuatan maupun pekerjaan. Dari yang saya amati masyarakat di Berlin menerapkanya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini tampak pada saat menggunkan transportasi umum, jual beli atau menyampaikan sesuatu. Dalam hal menggunkan transportasi umum masyarakat di berikan kemudahan dalam mengakses tiketnya, baik kereta maupun bus. Tidak ada petugasnya. Dan tiket tersebut dapat digunakan baik selama satu hari penuh atau beberapa jam saja, baik secara individu maupun kelompok (5 orang). Andaikata mereka tidak jujur pasti tidak akan membeli tiket dan langsung saja menaiki transportasi yang mereka inginkan karena tidak ada kondektur ataupun petugas yang menjaganya. Akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan. Dalam hal jual beli, tidak ada petugas yang menunggui pada waktu pembeli memilih baju atau barang lain, mereka bebas memilih dan mencoba apapun bentuk bajunya, dan manakala tidak cocok mereka bisa kapanpun mengembalikanya atau menukarnya dengan catatan nota dan brand barangnya masih ada. Andaikan tidak jujur pasti mereka akan mencurinya atau memanipulasi barang yang dibelinya. Selanjutnya adalah masalah menyampaikan sesuatu. Apabila merasa tidak expert dalam hal yang ingin disampaikan, mereka langsung mengutarakan terus terang akan ketidak mampuanya tanpa sungkan dan rasa malu. Andaikata mereka tidak jujur pastilah mereka bisa saja menyampaikan sesuatu yang belum mereka kuasai dengan pertimbangan materi atau yang lainya. Tapi tidak mereka lakukan.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Toleransi: merupakan sikap dan tindakan yang menghargai berbagai macam perbedaan. Utamanya perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Toleransi masyarakat Berlin sangan nampak sekali dalam hal agama dan perbedaan etnis. Meskipun Katholik mayoritas disini, namun dalam hal beragama misalnya, diberikanya akses public bagi muslim. Meskipun muslim minoritas. Mereka bebas untuk mengekspresikan keberagamaanya dan tidak ada gangguan. Dalam hal perbedaan etnis juga demikian. Di Berlin terdapat berbagai macam etnis, namun semuanya dapat hidup berdampingan dengan nyaman tanpa adanya gangguan satu sama lain.

Disiplin: disiplin berarti sebuah usaha atau tindakan yang mencerminkan patuh atau perilaku tertib pada berbagai hal yang telah disepakati atau ditentukan. Kedisiplinan orang Berlin tampak pada setiap acara atau kegiatan yang di ikutinya. Misalny,  saya beberapa kali ikut pertemuan dengan para pejabat Negara atau dosen di berbagai perguruan tinggi di Berlin. Mereka datang dan memulai acara atau kuliah sesuai dengan jadwalnya dan selesai juga sesuai dengan jadwalnya.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Gemar Membaca: merupakan sebuah habit untuk senantiasa menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembacanya. Kebiasaan ini sudah tidak diragukan lagi tertanam kuat dalam diri masyarakat Berlin. Hal ini nampak pada berbagai kesempatan yang selalu digunakan untuk membaca. Misalnya ketika di dalam kereta, bus atau transportasi umum lainya. Yang mengherankan saya adalah ketika saya berkunjung ke toko buku terbesar di Berlin. Sebuah toko yang menurut saya bak supermarket buku. 3 lantai yang penuh buku dengan berbagai macam Bahasa dan berbagai genre. Kebiasaan gemar membaca tampak pada ramainya toko buku tersebut, dan disediakanya tempat baca dalam toko tersebut serta penuhnya orang sedang membaca di toko buku tersebut. luar biasa.

Peduli Lingkungan: adalah sikap dan upaya yang selalu berusaha untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi. Kepedulian ini nampak sekali pada masalah kebersihan. Dengan kedaran diri setiap orang membuang sampah pada tempatnya. Tampaknya mereka tidak rela jika ada sampah berserakan. Selain itu, tersedianya berbagai tempat sampah denga kualitas baik diberbagai tempat. Lebih lanjut, hal ini juga nampak pada disediakanya public space di sepanjang jalan dan pepohonan tumbuh rindang disitu. Menurut hemat saya, ini adalah upaya pencegahan polusi. Selain itu masyarakat Berlin sangat gemar bersepeda dan berjalan kaki. Ini menandakan betapa mereka sangan peduli lingkunganya dengan tidak menciptakan polusi. 

Tanggung Jawab: dalam konteks ini saya artikan sebagai sebuah upaya atau tindakan seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibanya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, alam sekitar, dan negaranya. Tanggung jawab masyarakat Berlin tampak pada tugas yang diembanya. Saya mengamati misalnya tanggung jawab dari pemandu wisata saya. Mereka selalu datang tepat waktu serta memberikan pelayanan yang terbaik. Apapun yang berkaitan dengan program saya, mereka menjadwalkanya dengan sempurna. Dalam konteks yang lebih luas, sikap tanggung jawab ini nampak pada setiap orang Berlin yang berhubungan dengan agenda kegiatan saya. Mereka akan memberikan pelayanan yang terbaik sebagai bentuk rasa tanggung jawab mereka.

Ayo Kuliah dan Daftar di UNISMA Malang sekarang!

Pendaftaran bisa melalui online: http://pmb.unisma.ac.id/

Dari berbagai sikap dan tindakan tersebut, rasanya sebagai seorang muslim sangat perlu mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari. Ditambah lagi dengan jargon pendidikan karakter yang sudah sangat dielu-elukan dan diajarkan diberbagai sekolah di Indonesia mulai dari tingkat bawah samapi atas, sudah saatnya untuk terinternalisasi dalam setiap tindakan. Tidak hanya sebatas teori namun juga aplikasi nyata baik dalam bentuk tingkah laku maupun tutur kata.

Untuk mengakhirinya, sejenak perlu merenung sebuah statemen yang tersurat dalam sebuah maqalah kitab salalimul fudlola’barang siapa yang bertambah ilmunya namun tidak semakin takut kepada Allah niscaya tidak akan tambah kepadanya melainkan hanya jauh dari-Nya”. Semoga can be better day by day, Amiin

  • Penulis Dian Mohammad Hakim, M.Pd.I adalah Dosen Fakultas Agama Islam UNISMA Malang
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi http://www.kui.unisma.ac.id
  • Popular Article atau Rubrik Opini http://www.kui.unisma.ac.id adalah terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 kata (berbahasa Indoneisa atau bahasa Internasional). Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • Naskah dikirim ke alamat e-mail: kui@unisma.ac.id
  • Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.